Main » 2009»December»12 » Bongkahan gunung es ANTARTIKA mulai mendekati AUSTRALIA
1:19 PM
Bongkahan gunung es ANTARTIKA mulai mendekati AUSTRALIA
Mungkin memang benar adanya bahwa pemanasan global itu nyata, dan dampak kerusakannya sudah ada didepan mata kita. Belum lama ini sebuah foto satelit menangkap sebuah bongkahan dari pecahan gunung es di Antartika (Kutub Selatan) telah hanyut hingga menuju perairan Australia sekitar Macquarie Island di ikuti 100 potongan es kecil menuju arah SelandiaBaru.
Terlihat dari foto satelit bongkahan gunung es yang sangat besar terlepas dari Antartika dan menuju utara ke arah Australia
Yang paling membuat kita
merasa miris mendengarnya adalah besarnya bongkahan gunung es yang
larut terbawa arus tersebut besarnya setara dengan 2 kali luasHongkong. Ini benar-benar mengkuatirkan banyak pemerhati lingkungan.
Seorang Ahli Gunung Es Glaciologist Neal Young dikutip AFP mengatakan
hal ini pernah terjadi dahulu kala, namun saat ini siklus ini terjadi
kembali.Hongkong
Memiliki Luas 49 km persegi, sedangkan bongkahan gunung es tersebut
memiliki panjang hingga 19, 2 (hampir 20 km) dengan lebar 5 km, jadi
dengan kata lain besarnya hampir sama dengan 2 kali luas wilayahHongkong bukan?
Bongkahan es raksasa yang jumlahnya ratusan bergerak dari Antartika menuju pulau-pulau di Selandia Baru. Bongkahan es yang besarnya seperti stadion itu dikhawatirkan Pemerintah Selandia Baru mengancam pelayaran. Hasil pemotretan satelit menunjukkan, bongkahan besar es baru saja melewati kawasan pulau Auckland dan menuju pulau utama South Island, sekitar 450 kilometer arah timur laut.
”Peringatan berlaku bagi semua kapal di kawasan itu agar waspada terhadap keberadaan bongkahan es,” kata juru bicara kelautan Selandia Baru, Ross Henderson, seperti dilaporkan AFP. Keberadaan bongkahan es dalam kelompok besar itu disampaikan ahli gletser dari Divisi Antartika Australia.
Mereka terus memantau pergerakan bongkahan-bongkahan es tersebut. Menurut mereka, bongkahan es itu merupakan bagian dari bongkahan raksasa yang Oktober lalu terlihat di sekitar Pulau Macquarie, Australia.
Saat itu, dua bongkahan besar yang pertama selebar dua kilometer
dan kedua sebesar stadion olimpiade ”sarang burung” Beijing terpantau
di sana. Sementara itu, yang terpantau menujuSelandia Baru hari Senin lalu sudah terpecah-pecah dalam berbagai ukuran.
Beberapa di antaranya memiliki lebar 200 meter. ”Semua berasal dari satu bongkahan besar, yang mungkin luasnya 30-an kilometer persegi di Antartika sana,” kata salah satu ahli gletser, Neal Young. Meningkatnya suhu global dan muka laut karena pemanasan global dituding sebagai penyebabnya.
Setelah tiga tahun Menurut Neal Young, bongkahan es dalam jumlah besar terakhir terlihat mengapung di dekat Selandia Baru pada tahun 2006 lalu. Saat itu, hanya berjarak 25 kilometer dari garis pantai, kejadian pertama setelah tahun 1931.
”Yang terlihat saat ini memiliki jalur pergerakan yang sama menuju Selandia
Baru. Apakah menuju South Island, sulit mengatakannya,” kata dia.
Namun, ia yakin akan semakin sering melihat kejadian serupa bila suhuglobal terus meningkat.
Sejumlah ahli tidak yakin akan hal ini. Berkurangnya luasan es
Antartika di Kutub Selatan telah teridentifikasi beberapa tahun
terakhir. Namun, berkurangnya lapisan es di kawasan Antartika timur
dalam jumlahbesar
, selama tiga tahun terakhir, dinilai para ahli sebagai ”kejutan”.
Tidak seperti lapisan es di Antartika barat, yang selama ini dikenal
rentan dan tidak stabil, lapisan es di Antartika timur dikenal sangat
stabil.
Namun, sejumlah ahli belum meyakini fenomena itu terkait erat dengan
perubahan iklim. Prediksi kerugian Di tengah pro-kontra lelehan es di
kutub sebagai dampak pemanasanglobal, sebuah studi diluncurkan WWF di Swiss, Senin lalu. Banjir besar
diperkirakan akan melanda kota-kota pelabuhan utama di dunia dan
menimbulkan kerugian hingga 28 triliun dollar AS pada tahun 2050.
Posisi geografis Indonesia tergolong rentan dengan dampak langsung kerusakan Kutub Selatan Antartika
Apakah ini pertanda bumi kita sudah benar benar memanas sehingga Es di kutub sudah banyak yang mencair, lalu apa nyata dari
para pemimpin dunia untuk mengatasi ini? Apakah cukup hanya dengan
mengadakan pertemuan seperti yang dilakukan di Kopenhagen beberapa hari
lalu?
Jawabnya adalah langkah kongkret dan nyata penyelamatan lingkungan
seperti pengurangan emisi gas buang dan kebijakan yang mendukung secara
nyata penyelamatan bumikita ini.
Yang agak sedikit membuat kita kuatir juga karena letak Indonesia
terutama Pulau Jawa dan Sumatera langsung berseberangan dengan
Antartika walau jaraknya sangat jauh karena letaknya dipisahkan
Samudera Hindia, namun pastinya ada dampak nyata bila memang terjadi
kerusakan kronis di kutub dimana cadangan air (yang beku) sangatbesar sekali jumlahnya di benua es tersebut.